A. Karakteristik Kabel Fiber Optik
1. Karakteristik Kabel Fiber Optik
1 Ukuran kecil
Diameter luar serat optik berkisar antara 100-250 pm. Diameter maksimum setelah dilapisi/dibungkus dengan plastik/nilon sebagai jaket menjadi ± 1 mm. Ukuran ini masih sangat kecil dibandingkan dengan konduktor kabel coaxial (1-10mm).
2) Ringan
Dibandingkan dengan kabel transmisi biasa (Spesifigravity 9.8) maka specifigravity bahan silika sebagai serat optik yaitu 2.2, sehingga beratnya menjadi 1/2-1/3 berat kabel transmisi biasa.
3) Lentur
Pada umumnya, serat optik tidak akan patah bila dilengkungkan dengan radius 5mm. Oleh karenanya kabel serat optik memiliki kelenturan yang sama dengan kabel transmisi biasa, sehingga teknis pemasangannya tidak jauh berbeda dengan teknik pemasangan kabel biasa.
4) Tidak berkarat
Bahan silika sebagai bahan dasar serat optik memiliki sifat kimia yang sangat stabil oleh karenanya tidak mungkin berkarat.
5) Rugi-rugi rendah
Serat optik dengan bahan silika memiliki rugi-rugi transmisi rendah, besarnya berkisar 2-8 dB/km dengan panjang gelombang 830 nm. Dibandingkan dengan kabel coaksial yang memiliki rugi-rugi transmisi sebesar 19 dB/km pada frekuensi 60 Mhz.
6) Kapasitas tinggi
Kapasitas dalam menyalurkan informasi per cross section area sangat besar di samping memiliki bandwidth yang lebar (Broadband). Sebagai contoh: Kapasitas penyaluran per cross section area 100 x dibandingkan dengan multi pair cable dan 10 x dibandingkan dengan coaxial cable.
7) Bebas induksi
Serat optik menggunakan bahan dasar silika yang pada dasamya merupakan bahan dielektrik yang sangat baik dan kebal terhadap induksi elektromagnet dan juga terhadap kilat/petir.
8) Cross Talk Rendah
Kemungkinan terjadinya kebocoran sinar antarserat optik sangat kecil, demikian pula kebocoran akibat masuknya sinar dari luar kemudian ikut merambat dalam serat optik
9) Tahan Temperatur Tinggi
Bahan silika memiliki titik leleh ± 1900° C dan ini sangat jauh di atas titik leleh copper dan plastik. Sangat ideal bila digunakan sebagai sarana komunikasi pada daerah yang rawan terhadap temperatur tinggi.
10) Tidak Menimbulkan Bunga Api
Pada titik sambung tidak mungkin terjadi bunga api (discharge), oleh karenanya sangat ideal bila digunakan pada tempat-tempat yang peka terhadap ledakan/kebakaran
11) Tidak dapat dicabangkan
Serat optik memiliki ukuran sangat kecil/sangat tipis. Oleh karenanya sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk dicabangkan. Bila harus dicabangkan, maka harus dilakukan perubahan terlebih dahulu dari sinyal optik ke sinyal elektrik. Tidak menggunakan bahan tembaga
12) Bahan Silika
Serat optik menggunakan bahan silica yang tidak mengandung unsur logam bahkan serat optik yang menggunakan Multicomponent Glass sebagai unsur campuran logam (copper) sangat kecil. Tembaga hanya digunakan sebagai pelapis pelidung pada kabel fiber optik untuk komunikasi kabel laut dan sebagai lewatnya arus DC untuk mencatu tegangan pada repeater- repeater di bawah laut
13) Rapuh
Meskipun rapuh, namun masih memiliki daya peregangan kurang lebih sebesar 5% untuk menghindarkan kerusakan serat optik pada waktu pemasangan/penarikan, maka pada waktu disusun menjadi kabel optik diberi penguat
Selain itu, beberapa karakteristik kabel jaringan fiber optik secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Bagian dalam kabel jaringan fiber optik terdiri dari inti yang terbuat dari serat kaca dan diselubungi oleh beberapa lapisan yang bersifat sebagai pelindung pada setiap lapisan dengan fungsi masing-masing.
b. Konektor yang umum digunakan untuk kabel jaringan fiber optik adalah konektor ST. tetapi di masa sekarang konektor tersebut telah digantikan konektor SC sebagai pasangan kabel jaringan fiber optik.
C. Kecepatan transfer data yang mampu dilakukan kabel fiber optik minimal 100 Mbps bahkan mampu mencapai 1000 Mbps.
d. Biaya rata-rata pernode cukup mahal.
e. Diameter kabel jaringan fiber optik dan dan ukuran konektornya relatif kecil, sehingga fleksibel dalam proses instalasi
f. Panjang kabel jaringan fiber optik sangat panjang hingga mencapai 2 km hingga mampu mengalahkan kabel jaringan lainnya, seperti Coaxial dan Twisted Pair
a. Kelebihan
Kelebihan kabel jaringan fiber optik, antara lain sebagai berikut.
1) Kabel jaringan fiber optik dapat beroperasi dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam membawa informasi atau data, bahkan lebih tinggi dibanding kabel jaringan Coaxial ataupun kabel Twisted Pair. Kecepatan transfer datanya bahkan dapat mencapai 1000 Mbps.
2) Bandwith kabel jaringan fiber optik tidak perlu diragukan lagi karena mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar (bisa tembus 1 gigabite per detik).
3) Kabel jaringan fiber optik dapat mengirim sinyal lebih jauh dibanding kabel jaringan jenis lainnya, bahkan tanpa memerlukan perangkat penguat sinyal seperti repeater atau lainnya. Kalaupun dibutuhkan, penguat sinyal tidak perlu dipasang setiap 5 km seperti kabel-kabel jaringan lainnya, melainkan cukup dipasang setiap 20 km saja.
4) Material yang dipakai untuk membuat kabel jaringan fiber optik memiliki keunggulan untuk bisa bertahan pada banyak gangguan, seperti kelembapan udara dan cahaya (panas). Dengan begitu, maka dapat disimpulkan bahwa kabel fiber optik relatif awet karena tidak gampang rusak.
5) Kemampuan kabel jaringan fiber optik yang tahan lama dan tidak gampang rusak membuatnya jadi lebih efisien dibanding kabel jaringan lainnya, karena biaya perawatan pun jadi kian murah.
6) Tak berbeda jauh dengan kabel jaringan STP, kabel jaringan fiber optik juga kuat terhadap interferensi elektromagnetik yang berasal dari sekitar kabel.
7) Kabel jaringan fiber optik terdiri dari berbagai macam jenis yang dapat menjadi opsi untuk menyesuaikan dengan lokasi instalasinya. Mulai dan instalasi di dalam gedung, di bawah tanah hingga di dalam air, semuanya tersedia dengan kriteria dan karakteristik yang berbeda-beda.
8) Oleh karena bukan mengirim sinyal listrik melainkan gelombang cahaya, kabel jaringan fiber optik mampu mengatasi masalah gangguan gelombang frekuensi bahan elektrik. Dengan begitu, maka kabel jaringan jenis ini sangat ideal untuk digunakan pada kawasan yang dikelilingi gelombang frekuensi cukup tinggi.
9) Diameter kabel jaringan fiber optik yang relatif kecil dan tipis, ditambah lagi dengan bobotnya yang ringan membuat proses instalasi kabel fiber optik relatif mudah karena bersifat fleksibel.
10) Berbeda dengan kabel jaringan lainnya yang berpotensi menyebabkan terjadinya korsleting atau kebakaran, khusus pada kabel fiber optik. Hal itu tidak akan terjadi karena menggunakan bahan dasar serat kaca yang aman dan tidak mudah terbakar karena tidak mengalirkan listrik.
11) Berbeda dengan kabel jaringan UTP dan STP yang masih menimbulkan kemungkinan terjadnya penyadapan. Hal ini tidak berlaku pada kabel jaringan fiber optik, karena dapat meneruskan data tanpa ada distorsi atau gangguan.
12) Kabel jaringan fiber optik mudah di-upgrade bahkan tanpa perlu mengubah sistem kabel yang ada.
b. Kekurangan
Kekurangan kabel jaringan fiber optik, antara lain sebagai berikut
1) Harga kabel jaringan fiber optik masih terlalu mahal, terutama jika dibandingkan dengan kabel jaringan lainnya seperti kabel UTP yang terkenal murah meriah.
2) Dalam proses instalasi kabel jaringa fiber optik diperlukan beberapa alat khusus berupa perangkat elektronik yang untuk saat ini memang masih sangat mahal. Alhasil tidak semua orang bisa ataupun mau menggunakan kabel ini sebagai media pendukung dalam instalasi sebuah jaringan komputer.
3) Dalam proses pengiriman sinyal, karena harus dilakukan perubahan sinyal listrik ke sinyal optik terlebih dahulu maka kabel jaringan fiber optik menurut adanya sumber cahaya yang kuat untuk melakukan penyinalan seperti alat pembangkit listrik eksternal.
4) Jika rusak, perbaikan instalasi kabel jaringan fiber optik yang kompleks memerlukan tenaga yang ahli di bidang ini.
5) Kabel jaringan fiber optik ditakutkan bisa menyerap hidrogen, sehingga dapat menyebabkan loss data.
6) Mengingat kabel jaringan fiber optik menggunakan gelombang cahaya untuk mentransmisikan data, maka kabel jaringan jenis ini tidak dapat diinstal dalam jalur yang berbelok secara tajam atau menyudut. Jika terpaksa harus berbelok, maka harus dibuat belokan yang melengkung.
B. Jenis Konstruksi Kabel Fiber Optik
1. Jenis Konstruksi Duct Cable
Kabel tanah dengan Duct (Duct Cables) adalah kabel yang diletakkan digelar di bawah permukaan tanah dan harus memenuhi standar dari ITU-T- G dan Standar Nasional seri STEL-K. Metode pemasangannya dengan cara gal terbuka (open trench) ataupun boring rojok (manual borring). Kabel duct pa umumnya tidak menggunakan lapisan armouring yang terbuat dari lilitan baja ata selubung aluminium. Hal tersebut karena sudah mendapat pengamanan dan pics PVC dan lapisan cor beton. Sambungan dan penarikan dilakukan melalui Manhole sebagai salah satu sarana yang digunakan untuk instalasi kabel duct yang dipasang dengan jarak setiap 250 meter. Fungsi dari Manhole di antaranya tempat sambungan kabel duct, tempat penarikan untuk penggelaran kabel duct tempat pemeliharaan kabel duct, dan tempat percabangan jalur pada kabel duct Beberapa ketentuan operasional manhole, antara lain sebagai berikut
a. Pipa duct yang telah terpakai celah-celahnya diisi dengan busa seal untuk mencegah air masuk sepanjang pipa duct.
b. Lubang Pipa duct di MH yang belum terpakai harus ditutup rubber stopper
c. Jika terdapat air dalam Manhole harus di kuras/dipompa keluar untuk menjaga supaya accesories Manhole tidak mudah rusak atau sambungan kemasukan air.
d. Dinding Manhole dicat antilumut agar tembok tetap terjaga dengan baik.
Type duct dikategorikan sebagai berikut.
a. Menggunakan pipa PVC diameter 4 inchi, ketebalan 2,2 mm, dengan selubung beton tidak bertulang campuran 2:3:5.
b. Menggunakan pipa PVC diameter 4 inchi, ketebalan 5,5 mm, hanya diselubungi pasir urug dengan pemisah (spacer).
2. Jenis Konstruksi Direct Buried Cable
Kabel tanah tanam langsung (Direct Buried Cables) identik dengan kabel yang digelar di bawah tanah (underground) dengan menggunakan pelindung pipa PVC berdiameter 4"-5" dan dilapisi dengan cor beton. Metode yang digunakan dengan sistem galian terbuka (open trench) kabel digelar langsung tanpa menggunakan duct/subduct. Jacketing kabel ini didesain lebih tebal dibandingkan kabel duct. Pemasangan penggelaran kabel tanah tanam langsung dapat dilakukan di bahu jalan dan di trotoar, melintas jalan raya, melintas parit, melitas sungai, bahkan pemasangan dapat melintas pada rel atau jalan toll.
3. Jenis Konstruksi Aerial Cable
Kabel udara (aerial cables) identik dengan kabel yang ditambatkan pada tiang telepon, di mana penambatan pada bearer kabel yang terbuat dari lilitan kawat baja atau juga disebut messenger Wire. Jika tidak tersedia berarer, maka kabel dijepit dengan clip yang ditautkan pada tiang. Terdapat tiga jenis kabel udara, yaitu Figure 8, ADSS, dan OPGW. Kabel udara ditempatkan pada tiang telepon dengan ketentuan terbuat dari tiang besi dengan panjang 7 meter, 9 meter, dan12 meter jika dipasang untuk di dalam kota. Adapun tiang beton dengan panjang 12 meter dipasang untuk luar kota. Pemasangan tiang dengan cara ditanam 1/5 bagian yang masuk ke dalam tanah, sedangkan untuk tiang besi dipasang pondasi penguat tiang dari adukan semen setinggi 30 cm. Dalam hal ini jarak antartiang antara 40-50 meter. Hal yang perlu dipahami adalah penempatan tiang jangan menutup akses jalan atau di depan pintu gerbang rumah. Sambungan kabel udara ditempatkan didekat tiang telepon, dengan tujuan memudahkan pemasangan dan memudahkan pemeliharaan. Di dekat sambungan biasanya diberi spare kabel (kabel cadangan) yang di-loop agar tidak terjadi gangguan bending. Hal ini jika terjadi gangguan masih terdapat sisa kabel yang dapat disambung dengan loop kabel ini panjangnya antara 4-6 meter.
Adapun cara pemasangan kabel udara pada tiang ada dua metode, yaitu sebagai berikut.
a. Cara gantung
Cara gantung, yaitu kabel digantung pada tiang dengan tidak memotong bearer, digunakan untuk rute lurus dengan jarak kurang dari 50 meter. Adapun peralatan yang dipasang pada tiang adalah stainless steel band, suspension clamps, dan stainless steel band
b. Cara tambat
Cara tambat digunakan pada jarak antartiang lebih dari 50 meter, rute belok atau melengkung dan ujung akhir kabel, dan memotong bearer untuk ditambatkan pada tiang dengan menggunakan span wartel.
4. Jenis Konstruksi Indoor Cable
Kabel fiber optik yang dimplementasikan di dalam bangunan/gedung (patchcord).
5. Jenis Konektor Fiber Optik
Penggunaan kabel ini harus disesuaikan dengan jenis perangkat yang digunakan, karena mereka ada kemungkinan berbeda. Pada kabel serat optik, sambungan ujung terminal dapat disebut dengan istilah konektor. Konektor kabel fiber optik terdiri dari dua jenis-konektor model ST berbentuk lingkaran dan konektor SC berbentuk persegi. Jenis-jenis dari konektor kabel fiber optik ini tersedia dalam beberapa bentuk yang berbeda-beda tergantung kebutuhan implementasinya, di mana biasanya memiliki tipe standar sebagai berikut.
a. FC (Fiber Connector)
Digunakan untuk model kabel single-mode dengan akurasi yang sangat tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi yang dapat diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat lain, akurasinya tidak akan mudah berubah.
b. SC (Subsciber Connector)
Digunakan untuk model kabel single-mode, dengan sistem dicabut- pasang. Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara manual serta akurasinya baik bila dipasangkan ke perangkat lain.
c. ST (Straight Tip)
Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan konektor BNC, sangat umum digunakan, baik untuk kabel multi mode maupun single mode, serta sangat mudah digunakan, baik dipasang maupun dicabut.
d. Biconic
Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam komunikasi fiber optik dan sudah jarang digunakan.
e. Konektor D4
Konektor jenis ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.
f. Konektor SMA
Konektor jenis ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang sama- sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak berkembang lagi penggunaannya.
g. E200
Selain itu, pada bagian konektor tersebut biasanya menggunakan warna tertentu dengan maksud sebagai berikut.
Biru : Physical Contact (PC) 0 : Yg paling umum digunakan untuk serat single-mode
Hijau : Physical Contact (PC) 8 : Sudah tidak digunakan lagi untuk serat optik multi mode
Hitam : Physical Contact (PC) 0
Abu-abu/krem : Physical Contact (PC) 0 : Serat optik multimode
Putih : Physical Contact (PC) 0
Merah : Penggunaan khusus